Entertainment

Fun & Fashion

International

Latest Updates

Tampilkan postingan dengan label Daerah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Daerah. Tampilkan semua postingan

Lelah Jalan Desa Hancur, Sekolah Jauh, Malam Begal Mengintai

13.08.00
Inilah kondisi jalan Desa Pangkalan Benteng yang berlumpur bak kubangan Kerbau yang butuh perbaikan.

Lelah Jalan Desa Hancur, Sekolah Jauh, Malam Begal Mengintai - Sudah bertahun-tahun jalan menuju Desa Pangkalan Benteng, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel ini tidak tersentuh pembangunan. Kondisi jalan tanah merah, jadi kubangan lumpur saat musim penghujan dan berubah menjadi padang pasir saat kering.

Sewajarnya jalan desa di cor beton, agar warga merasakan sentuhan pembangunan yang terus digalakkan selama ini. 

Yusna, warga setempat yang melintas mengatakan, mereka kelelahan jika harus melintasi jalan desa yang panjangnya puluhan kilometer, menghubungkan Desa Pangkalan Benteng dengan sejumlah desa dan Jalan Palembang-Betung.

“Sudah bertahun-tahun seperti ini terus. Tolonglah perhatikan disini. Apa susahnya menimbun jalan dengan batu koral, atau kalau perlu dicor beton,’’ ujarnya.

Yusna juga iba dengan anak sekolah yang lewat setiap hari. “Sekolahnya jauh, jalannya hancur. Bagaimana nggak terlambat, jalan begini juga memicu kejahatan, kalau malam sedikit begal sudah mengintai,” gerutunya.

Baca:

Perpres Maret, April Pak Buwas Setara Menteri

Sedagkan Ria (13) siswi SMP di Talang Kelapa mengatakan, desanya Pangkalan Benteng cukup jauh dari sekolah sekitar 5 Km.

“Kami penginlah jalan ini bagus mulus kayak di jalan lintas. Kalau tidak ya dikeraskan. Jangan becek, berangkat dari sekolah bersih, pas di jalan kotor berlumpur semua,” ujarnya.

Mau Minum Kopi Susu, Silakan Buka Keran Bisa Langsung Diminum

06.54.00

Mau Minum Kopi Susu, Silakan Buka Keran Bisa Langsung Diminum - Distribusi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau, terus dikeluhkan warga. Jika selama kemarau distribusi air tersendat-sendat. Memasuki musim hujan, kualitas air tak layak.

Keluhan tersebut bukan datang dari pelanggan umum, tetapi juga sejumlah instansi baik pemerintah maupun swasta.

Bahkan distribusi air yang keruh menjadi bahan kelakar betok (gurauan) salah satu instansi pemerintah di Lubuklinggau.

Hal itu diungkap PNS yang enggan namanya disebutkan. “ Ya, dikantor kami heboh, tadi teman-teman ngomong siapa mau minum kopi susu. Silakan buka keran, bisa langsung diminum,” ujarnya.

Senada dikatakan Darma, warga Jalan Ceremeh Taba, Lubuklinggau Timur. Menurutnya, air yang didistribusikan PDAM bukan saja keruh, juga berlumpur.

Akibatnya, air tak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Jangankan untuk masak, untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) tak layak, kalau sekedar keruh enak, ini belumpur,” ujar Darma.

Dengan kondisi air jika digunakan untuk mandi tubuh menjadi gatal-gatal. Sedangkan digunakan untuk mencuci, pakaian malah kotor terutama berwarna putih. “Beruntung kami sekarang sudah membuat sumur. Jadi air PDAM hanya untuk cadangan saja, tetapi warga lain kasihan juga,” jelas Darma.

Sebelumnya, Walikota Lubuklinggau menjelaskan, kualitas dan kelancaran air bersih PDAM, disebabkan pipa sudah tua. Rencananya, akan dilakukan peremajaan pipa yang usianya diatas 30 tahun.

Lubang Ditengah Jalan Bahayakan Pengendara

03.47.00
Keberadaan Lubang ini sudah cukup lama dibiarkan seperti ini dan tak ada perhatian pihak terkait.

Lubang Ditengah Jalan Bahayakan Pengendara - Kondisi Jalan utama di Dusun III Desa Teluk Kijing III Kecamatan Lais, terlihat parah. Bagaimana tidak jalan yang menjadi urat nadi warga Dusun III Teluk Kijing, Kecamatan Lais Kabupaten Muba, Sumatera Selatan ini menjadi ancaman bagi pengendara. Hal Itu disebabkan, ada lubang ditengah jalan yang cukup dalam.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Minggu (3/1), kondisi lubang ditengah jalan kian membahayakan. Apalagi diameter lubang bertambah lebar dan itu bisa membahayakan bagi pengendara yang melintas.

Apalagi kondisi malam hari yang membuat lubang itu tak terlihat. Tambah lagi, minimnya penerangan jalan. Tak jarang, motor terjebak dalam lubang dan terbalik.

“Lubang ini berada ditengah gorong-gorong yang disebabab corannya pecah dan rusak akibat dilintasi kendaraan roda bertonase berat,” ujarnya Mahok (40), warga setempat.

Terpisah, Kades Teluk Kijing III, Yupanser Ahmad membenarkan, kondisi lubang tersebut membahayakan pengendara. Bahkan keberadaannya sudah cukup lama dibiarkan seperti ini dan tak ada perhatian pihak terkait.

“Kita harapkan kedepan segera ditindak lanjuti. Sebab kondisi lubang menjadi ancaman keselamatan warga,” pungkasnya.

Jalan Poros Desa Payabesar Dibiarkan Rusak

05.50.00
Jalan Poros Desa Payabesar berlubang dan becek. Kerusakan ini
terkesan dibiar begitu saja selama bertahun-tahun.

Jalan Poros Desa Payabesar Dibiarkan Rusak - Jalan poros Kabupaten di Desa Payabesar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir (OI), terkesan dibiarkan rusak.

Sebab, jalan poros yang dibangun sejak tujuh tahun silam, menghubungkan antar kota Prabumulih dan Kabupaten Muara Enim, sampai saat ini belum diperbaiki pihak terkait.   

Akibat kerusakan jalan yang mencapai panjang 300 meter dengan lebar  5 meter tersebut, menyebabkan warga kesulitan membawa hasil perkebunan seperti karet dan sawit.

Banyaknya genangan air di sekeliling jalan poros itu, dapat membahayakan pengendara yang melintas baik  roda dua maupun roda empat.

Alisamsir (30), warga sekitar menuturkan, jika jalan Payabesar Kecamatan Payaraman Kabupaten OI tersebut, sejak lebih 5 tahun lalu telah mengalami kerusakan dengan dipenuhi lubang dan kondisi jalan yang bergelombang.

Kerusakan jalan itu, lebih disebabkan seringnya kendaraan roda empat mengangkut hasil perkebunan melalui jalan poros tersebut. “Pada 2010 lalu, pernah diperbaiki oleh PT Jafa, dengan cara ditimbun batu. Namun, tak bertahan lama. Jalan poros tersebut, kembali rusak hingga saat ini,” ujarnya.

DIa berharap, Bupati terpilih  untuk lebih memberikan perhatian terhadap kerusakan jalan poros Kabupaten yang dapat menghubungkan Kota Prabumulih dengan Kabupaten Muara Enim itu.

Karena, lanjutnya, masyarakat sekitar sangat mengeluhkan kondisi jalan Payabesar Payaraman yang bertahun-tahun terkesan dibiarkan rusak tanpa ada upaya untuk perbaikan.

Berdasarkan laporan warga di lokasi, pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati. Lantaran banyaknya lubang genangan air dengan kondisi jalan yang bergelombang.

Menanggapi ini, Kadis PU Bina Marga Pemkab OI, Ir H Muhsin Abdullah mengungkapkan,  tahun mendatang perbaikan jalan kabupaten akan dilakukan secara bertahap dan  mengharapkan kepada warga untuk bersabar.

Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah Minim Tenaga Kerja Lokal

07.14.00
Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah Minim Tenaga Kerja Lokal - Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah yang berkapasitas 2 x 620 MW minim tenaga kerja lokal. Investor pengelola yaitu perusahaan konsorsium PT Huadian Bukit Asam Power (PT PHBAP). Pengerjaan proyek yang berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim itu sudah dimulai pengerjaannya.

Namun tenaga kerja asing dari Negara China selaku investor memiliki saham mayoritas mulai banyak terlihat bekerja di perusahaan tersebut. 

Atas kondisi ini, DPRD Muara Enim mulai angkat bicara, meminta manajemen PT PHBAP agar mempekerjakan warga disekitar sebagai tenaga kerja lokal.

Wakil rakyat yang mulai angkat bicara itu, Faizal Anwar SE (Ketua Fraksi PAN DPRD Muara Enim. ‘‘Sejak dini, harus kita ingatkan. Jika memang benar isu banyak tenaga kerja asing disana, masyarakat harus memberikan informasi ke dewan sehingga dapat diperjuangkan bersama,” tegas Faisal beberapa waktu lalu.

Menurutnya, walaupun investornya dari China bukan berarti pekerjanya harus didatangkan dari China. Tetapi harus memprioritaskan masyarakat lokal Kabupaten Muara Enim.

Untuk itu, kata Paisal, Fraksi PAN mulai saat ini mengingatkan kepada PTBA selaku BUMN yang mengudang investor tersebut, supaya tegas menolak kehadiran tenaga kerja asing. 

Utamanya pekerjaan yang bisa dikerjakan masyarakat lokal. Dia juga mengingatkan, agar investor dari China selaku pemegang saham mayoritas tak mendatangkan tenaga kerja dari negara terhadap pekerjaan yang bisa dilakukan tenaga kerja lokal.

Dia juga mengimbau bupati untuk tegas dan meminta komitmen investor dan komitmen PTBA untuk memprioritaskan masyarakat lokal dipekerjakan dalam pembangunan PLTU Mulut tambang 2 x 620 MW, dengan nilai investasi mencapai 1,59 miliar dollar tersebut.

Menurut Paisal, hal tersebut penting diingatkan sejak sekarang karena pembangunan tersebut segera dimulai. Kalau pekerja dari China itu sudah datang, tentunya  menjadi persoalan yang merugikan masyarakat lokal. 

Meski Musim Hujan Sawah Masih Kering

06.07.00
Meski Musim Hujan Sawah Masih Kering.
Meski Musim Hujan Sawah Masih Kering - Kendati hujan deras mengguyur areal persawahan, namun sebaliknya kekeringanlah yang terjadi. Hal ini menimpah petani di sejumlah desa di Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU) Muara Enim. Mereka mengeluh meski musim hujan, namun mereka belum bisa menggarap sawah lantaran masih kekeringan sebagai dampak kemarau panjang.

Kondisi tanah di sawah masih reak-retak. Akibatnya, petani belum bisa mengolah sawah. Padahal saat ini, seharusnya petani mulai menggarap sawah untuk menyiapkan lahan menanam padi.

Arifin, warga Semende mengaku, saat ini kondisi air irigasi sudah mulai normal hanya bisa untuk mandi cuci. Sedangkan, untuk membajak sawah harus menunggu lagi. Soalnya, airnya belum bisa menggenangi petak sawah.

Senada diutarakan Badrun (37), petani setempat, bahwa sawahnya memang jauh dari sumber air dibiarkan menjadi semak. Kondisi air belum bisa tergenang seperti di sawah tetangganya yang mengalami kekeringan.

Menurutnya, jika sudah tak bisa digarap untuk ditanami padi. Tak menutup kemungkinan akan memanfaatkan lahan sawah untuk menanam sayur. 

Ditanya kenapa tidak ditanami sayuran sejak sekarang?. Dijawabnya, jika sawah ditanami sayur semua, masyarakat akan kekurangan beras. Jika beras di Semende tidak produksi, tentunya harga beras pasti mahal karena harus mendatangkan beras dari luar Semende.

Maksud Hati Buat Sumur Bor Ternyata Lumpur yang Didapat

07.10.00
Lumpur yang menyembur setinggi 5 meter di Srigunung, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin.

SEKAYU – Maksud Hati Buat Sumur Bor Ternyata Lumpur yang Didapat. Adalah Sukarno, Warga Srigunung, Kecamatan Sungai Lilin, Muba, saat melakukan pengeboran tanah untuk membuat sumur bor, kemarin (28/11). Bukannya air yang di dapat tanpa diduga lumpur yang keluar. Lumpur yang menyembur dari dasar Sumur bor itu diduga akibat gas yang terkandung didalamnya hingga menyebabkan lumpur naik ke permukaan tanah.

“Saya mau membersihkan lumpur, tapi lumpur dari dalam menyembur keluar tinggi sekali,” ujarnya.

Diduga setelah bor sudah mencapai 100 meter, Sukarno istrahat, dan memasukkan selang kedalam sumur bor untuk membersihkan lumpur. Tak lama kemudian, semburan lumpur pun keluar dari dalam, sehingga mencapai ketinggian 5 meter.

Mendengar kejadian itu Kapolsek Sungai Lilin, bersama Camat Sungai Lilin, ke tempat semburan lumpur. Dan pihak kepolisian langsung memasang garis polisi.

“Ketika mendengar ada semburan lumpur, kita langsung ke TKP, dan memasang police line (garis polisi), serta melakukan evakuasi. Karena tempat semburan tersebut tidak jauh dari pemukiman warga, dan sekitar 50 meter dari jalan, kita langsung mengamankan area,” kata Kapolsek Sungai Lilin AKP Lesmana.

Senada dikatakan Camat Sungai Lilin A Toyibir, kalau pihaknya sudah melakukan evakuasi, dan meminta warga sekitar agar tidak mendekati area tersebut. “Kita sudah meminta kepada warga, serta meminta kades setempat, agar terus memantau serta melarang warga mendekati area. Apalagi merokok di dekat area tersebut. Karena kita belum tahu, apakah ada kandungan gasnya atau tidak,” ujarnya.

Ditambahkan mantan Camat Lawang Wetan ini, bahwa pihaknya telah bekoordinasi dengan pihak Pertamina, yang mana telah melihat lokasi semburan lumpur tersebut. “Ya, pihak pertamina masih menunggu 1 x 24 jam, apakah semburan lumpur tersebut berhenti atau tidak. Karena menurut info, dari pagi saat lumpur itu menyembur, sampai sore ini, masih menyembur. Dan kita sudah meminta kades memantaunya,” pungkasnya.

Simalakama, Warga Harus Berhadapan dengan Debu dan Lumpur

04.38.00

Ruas Jalinsum Lahat-Muaraenim selalu dipenuhi lumpur dan debu.

LAHAT - Simalakama, Warga Harus Berhadapan dengan Debu dan Lumpur. Demikianlah gambaran warga yang bermukim di sepanjang ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Lahat-Muaraenim, atau Kecamatan Merapi Barat dan Timur, benar-benar dihadapkan dengan buah simalakama.

Bagaimana tidak, saat musim panas, warga harus berhadapan dengan debu. Sedangkan musim penghujan debu berubah menjadi lumpur. Keadaan ini bukan tanpa sebab, aktifitas armada batubara cukup tinggi menjadi sumber persoalan.

“Macam inilah keadaan kami (hujan berlumpur, kemarau berdebu),” ujar Agus (28), warga Merapi Barat.

Menurut lelaki yang memiliki usaha di wilayah Merapi Barat ini, saat musim panas, dirinya harus disibukkan dengan debu yang berterbangan dalam rumah atau tempat usahanya.

Namun, saat penghujan lumpur yang digilas kendaraan bertonase berat, juga berhamburan dimana-mana.

Ironisnya, saat musim penghujan seperti saat ini, lumpur yang menutupi badan jalan, justru menjadi ancaman bagi pengguna jalan.

Badan jalan menjadi licin, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan, bila tidak berhati-hati. Keadaan seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun, bahkan menjadi hal biasa ditengah masyarakat. “Lumpur paling tebal depan pintu masuk ke tambang batubara,” ungkapnya. 

Tiang jembatan penghubung antara Desa Teluk Betung dan Senda Mukti Rusak Parah

08.26.00
 Terancam Lumpuh:  
Tiang jembatan penghubung antara Desa Teluk Betung dan Senda Mukti, semakin rusak parah akibat belum diperbaiki. Padahal, jembatan ini akses jalan pintas menuju 22 desa di Kecamatan Pulau Rimau, bakal terancam lumpuh.

Petani Jual Rumah Gara-gara Harga Karet Anjlok

07.06.00
Petani Jual Rumah Gara-gara Harga Karet Anjlok.

MARTAPURA - Kondisi perekonomian semakin sulit, akibat anjloknya harga karet dan sawit. Akibatnya, banyak petani terlilit utang dan menjual rumah serta kebun.

Di Kabupaten OKU Timur, dampak anjloknya harga sawit dan karet membuat petani, membiarkan lahan mereka terbengkalai.

Harga sawit hanya Rp 400/Kg dan karet mingguan Rp 6 ribu/Kg membuat petani sengaja tak melakukan aktivitas di kebun. “Sekarang petani sawit sengaja membiarkan sawitnya menjadi bubur di pohon daripada panen. Begitu juga petani karet, harganya rendah banyak petani kehilangan pendapatan,” ujar Heryanto, anggota Komisi I DPRD OKU Timur, kemarin.

Akibat tak ada pemasukan inilah, diakui Heryanto, banyak petani terlilit hutang dan angsuran kredit di bank.

Bahkan banyak petani terpaksa menjual rumah dan kebun untuk membayar hutang di bank. “Contohnya, di sentra karet di Desa Margotani. Selama ini, geliat perekonomian sangat bagus, sekarang ada 20 rumah dijual,’’ujarnya.

Pengakuan serupa diungkap Untung Harmono warga Desa Margotani juga anggota DPRD OKU Timur.

Sementara, Pemimpin Bank Sumsel Babel Cabang Martapura, Bermandi Akil dikonfirmasi membenarkan ada nasabah terlambat membayar angsuran kredit akibat anjloknya harga karet.

Diakui Normandi, kondisi ini tidak berpengaruh terhadap tinggi kredit macet di Bank Sumsel Babel. “Tapi kredit kita tidak seluruhnya untuk investasi karet, juga usaha penggilingan padi, manisan dan lainnya,” ujarnya.

Musim Kemarau Panjang, Tanah Retak Sawah Terlantar

03.51.00
Hamparan sawah di Tanjung Sakti Pumi, Lahat yang tak dapat digarap. 

LAHAT - Musim panen padi periode Agustus-September, tak dapat dirasakan seluruh petani sawah di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi.
Bahkan, kemarau berkepanjangan membuat debit air irigasi rendah, tak mampu masuk kepetakan sawah, membuat puluhan hektare sawah terlantar.

Hanya beberapa petani saja yang masih dapat panen, meski hasil yang diperoleh tetap tidak maksimal, lantaran kekurangan air.

Salah satunya, hamparan sawah di Desa Sindang Panjang, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Lahat.

Seharusnya hamparan menguning dengan tanaman padi siap panen. Kenyataannya, hanya beberapa petakan saja menguning.
Sedangkan sebagian besar hanya ditumbuhi rerumputan yang sudah mulai mengering. "Mak mano nak hidup padinyo. Tanah bae la retak macam ini," ujar Kuniawan (39), seorang petani.

Sejak kemarau datang, petani sama sekali tidak dapat menggarap sawah. Irigasi yang selama ini diandalkan, menyusut dan tidak dapat mengalir ke sawah.

Hanya petakan yang dekat pintu irigasi yang masih bertahan, meski padi yang tumbuh kerdil, lantaran masih kekurangan air.
"Masih ngasil, tapi normalnyo sehektar itu 4 ton gabah kering, mak ini haru paling dapat 1 ton," ungkap Budiman (60), pemilik sawah yang berhasil digarap.

Serangan kemarau yang panjang membuat petani sawahnya tak dapat digarap, terpaksa harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Bagi mereka yang memiliki stok gabah kering, tentu bukan persoalan, tapi bagi petani yang tidak memiliki stok, terpaksa berpindah haluan.

"Macam-macam, ado yang cari upahan di kebun kopi wong. Ado jugo yang nguli, caro hidup di dusun," beber Haqulana.

Harga Beras Di Kota Pagaralam Beranjak Naik

04.31.00
Harga Beras Di Kota Pagaralam Beranjak Naik.

PAGARALAM - Harga beras di Kota Pagaralam mengalami kenaikan. Sebelumnya,dikisaran Rp8.500-Rp9 ribu/kg sekarang naik menjadi Rp10 ribu/kg. 

Harga beras diprediksi terus mengalami kenaikan, mengingat banyak sawah tak bisa digarap, lantaran debit irigasi mengecil.
      

Penyebab kenaikan harga beras lantaran hasil panen sedikit. Sebab, banyak sawah tak dapat sumber air karena kemarau membuat debit air menurun.

Janah, ibu rumah tangga menuturkan, selama ini harga beras bervariasi. Namun, beberapa hari belakangan kembali naik menjadi Rp10 ribu/kg.
 
“Beras sudah naik. Kami tak tahu penyebabnya. Namun, kenaikan harga beras sangat menyulitkan karena beras merupakan kebutuhan utama,” jelasnya.
        

Sementara, Icun petani dikawasan Batang Bange mengatakan, sawah terlambat digarap. Untuk membajak terhambat lantaran air tidak masuk. 

“Kemarau membuat debit air mengecil. Jadi, tidak sampai kesawah. Sementara membajak harus ada air. Akibatnya, hasil yang didapatkan ikut terhambat,” katanya.
      

Terpisah, Rio  penjual beras dipasar tradisional menuturkan, saat ini pasokan beras menurun. Beras yang dijual stok beberapa bulan belakangan. 

‘’Hal ini karena bulan ini tak ada beras yang masuk. Akibatnya, mengalami kenaikan,” bebernya.

Ditambahkannya, jika kemarau terus terjadi bukan tak mungkin harga beras mengalami kenaikan.
 
Sementara, terpisah Kepala Dinas Tanman Pangan dan Holtikultura, Jumladi Jani SP MM mengungkapkan, saat ini seharusnya sudah banyak petani melakukan penanaman.
“Konidisi ini membuat petani tidak menanam sawah,” beber jumladi.
 
Copyright © Hallo Metropolis. Designed by OddThemes