Entertainment

Fun & Fashion

International

Latest Updates

Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan

’Manajemen Nasi Campur’ Alah Garin Nugroho

05.50.00

’Manajemen Nasi Campur’ Alah Garin Nugroho - ‘Manajemen Nasi Campur’, agaknya sudah melekat pada diri Garin Nugroho. Produser dan sutradara film ini menamakan pengelolaan hidupnya demikian karena hidup itu tidak perlu yang rumit-rumit, tapi sebaliknya yang gampang-gampang saja dan mudah diatur.

"Nasi campur itu tidak memerlukan aturan yang rumit, termasuk cara memakannya harus menggunakan sendok dan garpu," kata Garin pada seminar film Indonesia sebagai industri kreatif di Fakultas Sastra Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Kamis, dikutip laman antaranews.

Dia mengakui ‘Manajemen Nasi Campur’ ini tidak hanya diterapkan di satu segi kehidupan saja, namun banyak segi kehidupan dalam kesehariannya.

"Mau dimakan nasi dulu boleh. Demikian juga campurannya boleh apa saja, kangkung boleh. Saya gunakan manajemen nasi campur itu dalam banyak segi kehidupan saya," ujar Garin Nugroho.

Manajemen nasi campur itu, kata dia, sama juga dengan tanaman tumpang sari.

Dalam sistem tumpang sari, petani bisa memanen tanaman kapan saja sesuai keinginan dan tidak harus sekaligus.

"Ada yang panen satu minggu, ada yang satu bulan. Demikian juga saya. Saya membuat (film) iklan agar bisa cepat panen, kayak tumpang sari. Nulis di koran juga agar bisa panen tiga minggu sekali. Kalau seminar kayak begini kan tidak tentu," katanya tersenyum.

Pria kelahiran Yogyakarta pada 6 Juni 1961 juga mengaku kemampuan Bahasa Inggrisnya tidak sebagus yang disangka orang.

"Anak saya bilang, Bahasa Inggris saya itu, salah paham. Bahasa Inggris saya itu salah-salah, tapi orang lain paham,"

Penulis buku "Opera Sabun SBY: Televisi dan Komunikasi Politik" itu, mengemukakan hanya dua kata atau dua kalimat dalam Bahasa Inggris yang ia andalkan jika berinteraksi dengan insan film dari luar negeri.

"Cuma tahunya dua, yaitu any question? dan its okay. Biasanya setelah saya tanya any question? tidak ada yang bertanya, ya sudah saya anggap selesai," pungkasnya disambut tawa mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Sastra Unej dan insan film di Jember.

Aneh, SPBU Tutup Pasca Penurunan BBM

06.50.00

Aneh, SPBU Tutup Pasca Penurunan BBM - Ada yang aneh pada Salah satu SPBU di Jalan Merdeka, PALI, Sumatera Selatan ini, pagar SPBU di gembok alias tutup. Menyusul penurunan bahan bakar minyak (BBM) oleh Pemerintah.

Terlihat tak ada aktivitas samasekali, begitu juga karyawan SPBU juga tak bekerja. Tampak pintu pagar terbuat dari besi dan kawat tertutup rapat. 

Kendaraan bermotor, roda empat dan dua berhenti didepan SPBU, namun kembali berjalan setelah mengetahui SPBU tutup. 

Begitu juga, warga yang sering menggunakan jerigen untuk beli BBM jenis Premium, putar balik arah dan tak bisa juga premium eceran.

Diketahui, harga solar akan turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650. Harga premium untuk non Jawa, Madura, dan Bali turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950. Sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.

Sebelumnya, Pemerintah akan menerapkan pungutan DKE sebesar Rp 200-Rp 300 per liter sehingga harga premium menjadi Rp 7.150 dan solar menjadi Rp 5.950. 

Mau Bibit Gratis Datang ke Dishutbun

08.58.00

Mau Bibit Gratis Datang ke Dishutbun - Bibit gratis ini diperuntukan bagi masyarakat Banyuasin karena Memasuki musim penghujan yang diperkirakan hujan deras mengguyur lahan pertanian, baik sekali untuk menanam tanaman penghijauan dan buahan. Untuk itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Banyuasin (Dishutbun), telah menyiapkan ribuan bibit buah dan pohon penghijauan.

Kepala Dishutbun Banyuasin, Suhada Aziz melalui Kasi Perlindungan Hutan Gustiar mengatakan, ada sekitar 17 ribu bibit tanaman penghijauan atau buah-buahan yang akan dibagikan ke seluruh kecamatan di Banyuasin.

Diantaranya, bibit durian, rambutan, mangga, cempak lanang, garu, jelutung dan sejumlah jenis bibit pohon lainnya. “Untuk tahun ini, kami telah menyiapkan sekitar 17 ribu bibit, akan disebar untuk masyarakat dan sarana penghijauan,’’ ujarnya.

Lokasi yang disebar seperti lahan kritis, pekarangan rumah, sekolah, jalan dan tempat yang butuh penghijauan di luar kawasan hutan.

Dia melanjutkan, siapa saja boleh mengambil bibit tersebut, asalkan akan ditanam di wilayah Banyuasin dan stok masih tersedia. “Silakan ajukan proposal ke Dishutbun, butuhnya pohon apa dan berapa banyak, nanti ada tim yang mengkajinya. Bibit pohon yang dibagikan, tentunya disesuaikan kondisi tanah di masing-masing kecamatan,” ujarnya.

Pengadaan bibit tersebut, setidaknya merogoh kocek APBD Banyuasin sekitar Rp 180 juta, ditambah dana alokasi khusus dari Pusat sebanyak sekitar Rp 60 juta.

“Kita berharap bibit yang ditanam dapat menambah hijau wilayah Banyuasin. Apalagi sekarang musim penghujan, persentase bibit hidup cukup tinggi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, program penanaman pohon sangat banyak manfaatnya. Selain membuat kawasan hijau, juga menjadi pencegah terjadinya bencana alam seperti longsor banjir. “Manfaatnya tidak hanya dirasakan warga Banyuasin, tapi kita juga berperan menjaga menjaga lapisan ozon yang semakin menipis,” pungkasnya.
 
Copyright © Hallo Metropolis. Designed by OddThemes